Yang Boleh dan Yang Tabu
Maka cobalah bangun impresi yang kuat dengan hanya menyampaikan hal-hal yang sifatnya original. Jangan ulangi hal yang sama untuk audience yang sama. Bisa jadi mereka akan mengatakan, "Sudah tahu...sudah tahu..." dan itu berarti anda harus berhenti. Percuma untuk diteruskan. Anda tidak bisa memaksa mereka duduk mendengarkan apa yang mereka sudah ketahui.
Tetapi adakalanya Anda akan berhadapan dengan mereka yang "sok tahu". Mereka cuma pernah mendengar judulnya, tetapi isinya sama sekali baru. Orang ini akan mengatakan sudah tahu, padahal sebenarnya belum. Ia tidak tahu bahwa ia tidak tahu. Terhadap audience seperti ini, anda memang harus berhati-hati, pertanyaannya bukan ingin dijawab, tetapi sekedar menunjuk bahwa ia tahu. Audience tentu akan berpihak kepada yang benar, yaitu yang punya kredibilitas lebih kuat. Kredibilitas, kata Mowen, adalah gabungan antara keahlian, dapat dipercaya, dan dipersepsi objektif.
Selain itu cobalah hindari menyinggung hal-hal yang tidak ingin didengar. Banyak pembicara yang kritis terhadap pemerintahan B.J. Habibie dengan menunjukkan kesalahan-kesalahannya. Begitu Habibie turun tahta, mereka tetap mempersalahkan pemerintah baru, padahal zaman sudah berubah dan rakyat sudah tak suka mendengar berita negatif lagi. Rakyat ingin mendengarkan hal-hal yang sifatnya optimis, perbaikan, bukan kedukaan, gagal, sedih, bangkai, api, dan sebagainya. Kita semua tahu semua masih sulit, tapi berikanlah pencerahan agar kita semua bisa bangkit lagi, jangan justru memperburuk keadaan.
0 comments:
Post a Comment