Jurus Menangani Konflik di Tempat Kerja
Berbahayakah konflik di tempat kerja? Beragam jawaban pasti muncul seperti berbahaya atau tidak berbahaya. Konflik merupakan bagian dari pengalaman hubungan antarpribadi (interpersonal experience). Karena tidak bisa dihindari, maka sebaiknya konflik dikelola dengan efektif, sehingga dapat bermanfaat dan dapat menciptakan perbedaan serta pembaharuan ke arah yang lebih baik dalam organisasi.
Ir Riza Aryanto, Staf Profesional Lembaga Manajemen PPM dalam tulisannya menyebutkan, ada tiga kelompok besar yang disebut sebagai sumber konflik di tempat kerja, yaitu konflik karena kesalahpahaman pada saat berkomunikasi (cara bicara, sikap, dan alat komunikasi misalnya), karena perbedaan individu (kepentingan, nilai, pengalaman, dan lain-lain), dan karena pekerjaan (desain kerja, penggunaan fasilitas kerja, pembagian tugas, dan sebagainya).
Sebagian pihak mengatakan bahwa konflik itu negatif dan merusak organisasi. Kalau saya boleh meminjam salah satu istilah populer di suatu iklan obat, jawabannya "tidak juga". Mengapa? Konflik sebenarnya bisa memberikan manfaat banyak untuk organisasi. Sebagai contoh pengembangan konflik yang positif dapat digunakan sebagai ajang adu pendapat, sehingga organisasi bisa memperoleh pendapat-pendapat yang sudah tersaring.
Hal itu sejalan dengan pendapat yang tertulis oleh Robbins (1996), yang membahas konflik dari segi human relations dan interactionist perspective. Dijelaskan bahwa konflik itu adalah hal yang alamiah dan selalu akan terjadi. Konflik merupakan bagian dari pengalaman hubungan antarpribadi (interpersonal experience). Karena tidak bisa dihindari, maka sebaiknya konflik dikelola dengan efektif, sehingga dapat bermanfaat dan dapat menciptakan perbedaan serta pembaharuan ke arah yang lebih baik dalam organisasi.
Untuk menangani konflik dengan efektif, kita harus mengetahui kemampuan diri sendiri, dan juga pihak-pihak yang mempunyai konflik. Ada 9 jurus ampuh yang perlu Anda perhatikan:
* Introspeksi diri
Bagaimana kita biasanya menghadapi konflik? Gaya apa yang biasanya digunakan? Apa saja yang menjadi dasar dan persepsi kita. Hal ini penting untuk dilakukan sehingga kita dapat ‘mengukur kekuatan’ kita.
* Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat
Sangat penting bagi kita untuk mengetahui pihak-pihak yang terlibat. Kita dapat mengidentifikasi kepentingan apa saja yang mereka miliki, bagaimana nilai dan sikap mereka atas konflik tersebut dan apa perasaan mereka atas terjadinya konflik. Kesempatan kita untuk sukses dalam menangani konflik semakin besar jika kita melihat konflik yang terjadi dari semua sudut pandang.
* Identifikasi sumber konfliknya
Seperti dituliskan di atas konflik tidak muncul begitu saja. Sumber konflik sebaiknya dapat teridentifikasi sehingga sasaran penanganannya lebih terarah kepada sebab konflik. Coba kita identifikasi dulu masalahnya.
* Ketahuilah segera pilihan penyelesaian konflik
Mengetahui pilihan penyelesaian atau penanganan konflik yang ada dan memilih yang tepat.
Sementara, Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang bisa kita lakukan dalam menangani konflik adalah:
* Berkompetisi
Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba ‘memaksakan’ kepentingan sendiri di atas kepentingan pihak lain. Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan jika situasi saat itu membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satu pihak lebih utama dan pilihan kita sangat vital.
* Menghindari konflik
Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindar dari situasi tersebut secara fisik atau pun psikologis. Sifat tindakan ini adalah hanya menunda konflik yang terjadi. Situasi menang-kalah terjadi lagi di sini. Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untuk mendinginkan suasana, membekukan konflik untuk sementara.
* Akomodasi
Jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri agar pihak lain mendapatkan keuntungan dari situasi konflik itu. Disebut juga sebagai self-sacrifing behavior.
* Berkompromi
Tindakan ini dapat dilakukan jika kedua belah pihak merasa bahwa kedua hal tersebut sama-sama penting dan hubungan baik menjadi yang utama.
* Berkolaborasi
Menciptakan situasi menang-menang dengan saling bekerja sama. Pilihan tindakan ada pada diri kita sendiri dengan konsekuensi dari masing-masing tindakan.
Bagaimana dengan situasi di tempat kerja? Adakah konflik? Semoga artikel di atas bermanfaat bagi Anda. Selamat mencoba! (GCM/SW)
Ir Riza Aryanto, Staf Profesional Lembaga Manajemen PPM dalam tulisannya menyebutkan, ada tiga kelompok besar yang disebut sebagai sumber konflik di tempat kerja, yaitu konflik karena kesalahpahaman pada saat berkomunikasi (cara bicara, sikap, dan alat komunikasi misalnya), karena perbedaan individu (kepentingan, nilai, pengalaman, dan lain-lain), dan karena pekerjaan (desain kerja, penggunaan fasilitas kerja, pembagian tugas, dan sebagainya).
Sebagian pihak mengatakan bahwa konflik itu negatif dan merusak organisasi. Kalau saya boleh meminjam salah satu istilah populer di suatu iklan obat, jawabannya "tidak juga". Mengapa? Konflik sebenarnya bisa memberikan manfaat banyak untuk organisasi. Sebagai contoh pengembangan konflik yang positif dapat digunakan sebagai ajang adu pendapat, sehingga organisasi bisa memperoleh pendapat-pendapat yang sudah tersaring.
Hal itu sejalan dengan pendapat yang tertulis oleh Robbins (1996), yang membahas konflik dari segi human relations dan interactionist perspective. Dijelaskan bahwa konflik itu adalah hal yang alamiah dan selalu akan terjadi. Konflik merupakan bagian dari pengalaman hubungan antarpribadi (interpersonal experience). Karena tidak bisa dihindari, maka sebaiknya konflik dikelola dengan efektif, sehingga dapat bermanfaat dan dapat menciptakan perbedaan serta pembaharuan ke arah yang lebih baik dalam organisasi.
Untuk menangani konflik dengan efektif, kita harus mengetahui kemampuan diri sendiri, dan juga pihak-pihak yang mempunyai konflik. Ada 9 jurus ampuh yang perlu Anda perhatikan:
* Introspeksi diri
Bagaimana kita biasanya menghadapi konflik? Gaya apa yang biasanya digunakan? Apa saja yang menjadi dasar dan persepsi kita. Hal ini penting untuk dilakukan sehingga kita dapat ‘mengukur kekuatan’ kita.
* Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat
Sangat penting bagi kita untuk mengetahui pihak-pihak yang terlibat. Kita dapat mengidentifikasi kepentingan apa saja yang mereka miliki, bagaimana nilai dan sikap mereka atas konflik tersebut dan apa perasaan mereka atas terjadinya konflik. Kesempatan kita untuk sukses dalam menangani konflik semakin besar jika kita melihat konflik yang terjadi dari semua sudut pandang.
* Identifikasi sumber konfliknya
Seperti dituliskan di atas konflik tidak muncul begitu saja. Sumber konflik sebaiknya dapat teridentifikasi sehingga sasaran penanganannya lebih terarah kepada sebab konflik. Coba kita identifikasi dulu masalahnya.
* Ketahuilah segera pilihan penyelesaian konflik
Mengetahui pilihan penyelesaian atau penanganan konflik yang ada dan memilih yang tepat.
Sementara, Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang bisa kita lakukan dalam menangani konflik adalah:
* Berkompetisi
Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba ‘memaksakan’ kepentingan sendiri di atas kepentingan pihak lain. Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan jika situasi saat itu membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satu pihak lebih utama dan pilihan kita sangat vital.
* Menghindari konflik
Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindar dari situasi tersebut secara fisik atau pun psikologis. Sifat tindakan ini adalah hanya menunda konflik yang terjadi. Situasi menang-kalah terjadi lagi di sini. Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untuk mendinginkan suasana, membekukan konflik untuk sementara.
* Akomodasi
Jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri agar pihak lain mendapatkan keuntungan dari situasi konflik itu. Disebut juga sebagai self-sacrifing behavior.
* Berkompromi
Tindakan ini dapat dilakukan jika kedua belah pihak merasa bahwa kedua hal tersebut sama-sama penting dan hubungan baik menjadi yang utama.
* Berkolaborasi
Menciptakan situasi menang-menang dengan saling bekerja sama. Pilihan tindakan ada pada diri kita sendiri dengan konsekuensi dari masing-masing tindakan.
Bagaimana dengan situasi di tempat kerja? Adakah konflik? Semoga artikel di atas bermanfaat bagi Anda. Selamat mencoba! (GCM/SW)
Artikel Terkait:
Tips Dunia Kerja
- 7 Hal Yang Dapat Membunuh Karir Anda
- Pilih Bekerja atau Usaha, Ya?
- Bagaimana Cara Menghilangkan Kemalasan?
- Rahasia Tetap Fit di Tempat Kerja
- Trik Minta Naik Gaji Sesuai Zodiak
- 10 Kalimat Yang Tidak Boleh di Ucapkan di Kantor!
- 10 Pekerjaan Yang Butuh Kebohongan
- 13 Hal Yang Dilarang Untuk Diceritakan ke Teman Kantor Anda
- 8 Pertanyaan Wawancara yang Penuh Jebakan
- 5 Tanda Rekan Kerja Yang Tidak Bersahabat
- Alasan Mengapa Gaji Selalu Tidak Bersisa
- Inilah Keterampilan Pribadi Menjadi Daya Pikat Perusahaan
- Cara Nego Gaji Yang Baik
- 8 Cara Jitu Hindari PHK
- 5 Langkah Mudah Kurangi Stres di Tempat Kerja
- Jurus Jitu Memotivasi Karyawan yang Dilanda Bosan
- 7 Alasan Pindah Kerja
- 10 Kualitas Pribadi yang Disukai
- Strategi Pintar Meminta Kenaikan Gaji
- 10 Tanda Saatnya Anda Resign
- 7 Tips Memulai Hari di Kantor Dengan Baik
- 12 Cara Untuk Bisa Fokus Dalam Bekerja
- Tips Sukses Donald Trump
- Cara Hadapi Kritik dengan Tepat!
- 3 Kesalahan Terbesar Yang Wanita Lakukan Dengan Uang Mereka
0 comments:
Post a Comment