7 Situasi Sulit di Tempat Kerja

Bila seorang karyawan ditanya, bagian apa yang paling berat dari pekerjaannya, bisa jadi jawabannya bukanlah memenuhi jadwal deadline atau bagaimana bisa menjual komoditas lebih banyak. Seringkali, tantangan yang terberat justru bagaimana bernegosiasi membangun relasi antar teman kerja sendiri. Ini merupakan persoalan klasik yang bisa membuat karyawan stres atau merasa direndahkan. Nah, lantas, apa yang harus dilakukan?

1. Seorang rekan kerja bertanya berapa gaji Anda. Anda mungkin memutuskan untuk tidak berterus-terang, namun tentu tergoda untuk balik mengetahui berapa yang ia peroleh. Apa yang sebaiknya Anda lakukan?

Logikanya, jika perusahaan ingin memberi tahu Anda berapa besar yang diperoleh rekan kerja Anda, tentu hal itu sudah diberitahukan. Contohnya, pegawai negeri, yang dari jabatan dan golongannya saja orang sudah bisa tahu gajinya, bukan?

Pada umumnya, perusahaan memiliki patokan gaji untuk jenis pekerjaan tertentu. Seberapa banyak seorang karyawan mendapatkan upah tergantung berbagai faktor, dari pengalaman kerja, permintaan personalia, sampai kemampuan karyawan dalam bernegosiasi. Peluang mendapatkan kenaikan upah berkala adalah hal yang berbeda lagi.

Pakar manajemen mengingatkan, "Jangan pernah mendiskusikan masalah gaji kecuali dengan atasan." Pasalnya, menyebutkan berapa besar gaji, bisa menyakiti hati rekan kerja Anda maupun Anda sendiri. Bahkan, bila Anda memperoleh lebih darinya, Anda bisa saja kecewa karena ternyata bedanya tak seberapa. Apabila Anda memperoleh jauh lebih banyak, Anda mungkin merasa heran kenapa Anda tak juga dipromosikan. Dan sekali Anda membagi cerita tentang gaji Anda, siapa yang bakal bisa menghentikannya bila suatu saat berantai ke orang lain?

2. Anda sedang mengeluh tentang atasan Anda kepada seorang rekan kerja, ketika tiba-tiba tanpa sepengetahuan Anda, atasan melintas di dekat Anda. Anda merasa pasti bahwa ia mendengar keluhan Anda, namun ia tak berkomentar apa pun. Perlukah Anda mendiskusikan hal itu atau justru berbohong?

Bila Anda yakin, maka tak ada cara lain kecuali Anda harus menelan peluru. Tanyakan pada atasan Anda, apakah dia mendengar apa yang baru saja Anda perbincangkan dengan rekan kerja Anda. Bahkan, kendati ia bilang tidak sekalipun, manfaatkan kesempatan tersebut untuk mendiskusikan masalah yang Anda keluhkan. Anda tak perlu memberi isyarat bahwa dialah yang Anda maksudkan, tapi ungkapkan bahwa Anda sedang frustrasi tentang satu hal. Jelaskan apa yang Anda pikir, dan mintalah pendapatnya.

Apabila ia bilang mendengar, langsung saja pulihkan kerusakan tersebut. Minta maaflah, katakan bahwa pembicaraan seperti itu tidak profesional dan tak layak, dan berjanjilah tak akan mengulang lagi. Jelaskan kenapa Anda merasa frustrasi, dan minta masukan darinya. Namun, Anda harus siap menerima kecaman darinya, karena Andalah yang memulainya. Akhiri pembicaraan dengan menanyakan padanya apalagi hal yang sekiranya bisa memperbaiki hubungan dengannya.

"Berkeluh kesah di kantor ibarat bermain dengan api. Karena, setiap orang bisa saja kemudian mendengarnya. Kalaupun Anda ingin berkeluh-kesah, lakukan hal itu dengan sahabat di luar kantor atau dengan suami di rumah."

3. Seorang rekan kerja tampak agak malas. Kendati tak langsung berpengaruh pada pekerjaan Anda, tapi secara prinsip mengganggu Anda juga secara moral, dan karenanya Anda berharap atasan akan mengambil tindakan. Apabila Anda merasakan hal ini, maka saran pakar:

Karena beban kerja Anda tak menjadi lebih banyak, maka Anda perlu menjawab dengan jujur, kenapa Anda merasa begitu gusar? Apakah Anda merasa seolah-olah yang Anda kerjakan tidak mendapat pengakuan? Apabila ini persoalannya, pusatkan perhatian untuk bekerja sebaik-baiknya, dan upayakan mendapatkan pengakuan. Dokumentasikan prestasi Anda. Kirimkan memo pendek kepada atasan Anda tentang garis besar target yang Anda capai belakangan ini, atau bahkan yang Anda lampaui.

Apabila Anda merasa pasti bahwa tingkah lakunya memang mengganggu secara moral, maka jangan menyalahkan seseorang, jangan menyebut nama, dan jangan mencerca. Pertama kasus seperti ini sulit dibuktikan. Selain itu, mengeluh kepada atasan soal seperti ini, atau bila hal ini sampai ke telinganya, maka atasan akan bertanya-tanya, kenapa Anda punya banyak waktu untuk memperhatikan hal-hal seperti ini.

Sangat mungkin atasan Anda tidak begitu memperhatikan bahwa rekan Anda tergolong pemalas atau bahwa hal itu berdampak secara moral. Atau, barangkali saja ia mengetahui hal tersebut, namun diam saja karena menghindari konfrontasi. Anda bisa mengangkat isu tersebut secara umum dalam meeting departemen Anda. Sarankan kepada atasan untuk memperbarui harapan-harapan produktivitas bagi setiap orang, hal yang memang perlu menjadi fokus perhatian dan bisa mengingatkan para pemalas terhadap standar kerja.

4. Sahabat Anda di tempat kerja tiba-tiba mendapatkan promosi sehingga kemudian menjadi atasan Anda. Akibatnya Anda menjadi canggung, kendati ia berusaha tetap menjadi teman dekat Anda.

Realitanya adalah bahwa hubungan Anda dengannya tidaklah sama seperti sebelumnya, dan pada akhirnya Anda berdua harus menyadari hal ini. Yang harus mengambil inisiatif adalah Anda. Lakukan dengan segera, karena bila ada kemarahan yang dirasakan, maka akan berdampak pada kemampuan kerja Anda.

Bersikaplah jujur padanya. Misalnya, "Persahabatan kita tidak bisa lagi seperti dulu. Apabila kita terlalu dekat, maka aku bisa dicurigai oleh orang lain sebagai orang kepercayaanmu yang tahu segala rahasia. Dan itu bisa memecah belah tim kerjamu. Jadi, demi kebaikan kelompokmu, aku akan menjaga jarak di antara kita."

Dengan cara ini, Anda memberikan alasan yang sah baginya untuk melepaskan hubungan dengan Anda. Apabila ia ngotot ingin mempertahankan persahabatan, dan Anda masih tetap merasa tidak nyaman, maka bicaralah dengannya tentang pilihan posisi yang berbeda di perusahaan tersebut, sehingga Anda tidak menjadi bawahannya lagi. Atau, mulai saja mencari kesempatan bekerja di luar perusahaan itu. "Apabila Anda tidak bekerja bersama-sama lagi, maka Anda berdua akan mampu melanjutkan persahabatan," kata pakar.

5. Seorang rekan kerja punya kebiasaan yang menjengkelkan, yakni mencuri ide Anda, dan mengatakannya seolah-olah itu adalah gagasannya. Dan yang menyebalkan, atasan selalu saja percaya bahwa ialah penggagasnya.

Bila hal ini seringkali terjadi, maka persoalannya tampaknya bukanlah pada teman Anda, tapi lebih pada Anda yang tidak mampu membuat Anda didengar orang lain. Maka, Anda perlu memperhitungkan kenapa atasan Anda beranggapan ide Anda tersebut tidaklah sebagus ketika teman Anda yang mengungkapkannya. Anda mungkin saja membuat kata pengantar yang terlampau rendah hati untuk gagasan yang begitu hebat. Misalnya dengan mengatakan "Ini mungkin agak kampungan, tetapi bagaimana bila kita."

Jadi, cobalah belajar dari kolega yang menurut Anda senantiasa mampu mengutarakan gagasannya. Karena siapa tahu mereka memiliki naluri yang lebih baik tentang bagaimana menjual sebuah proyek.

6. Tak ada privasi di tempat kerja Anda. Anda sedang mencoba mencari pekerjaan lain, dan Anda sadar bahwa ada rekan yang mengetahuinya dari pembicaraan telepon Anda. Apakah Anda perlu meminta tetangga meja sebelah untuk tidak menyebarkannya ke orang lain, ataukah beranggapan bahwa mereka akan bisa melakukan hal yang benar?

Jangan pernah berasumsi apa pun tentang teman kerja. Dan jangan berharap bahwa mereka akan diam hanya karena Anda memintanya. Orang seringkali tidak tahan menjadi penyandang gosip kantor seperti itu. Sekali ada kata terluncur dan didengar, maka hanya menunggu soal waktu sampai akhirnya atasan mengetahuinya. Bagaimana bila ternyata Anda tak mendapatkan pekerjaan yang Anda cari, sementara itu di kantor Anda juga tak memperoleh promosi karena atasan beranggapan kaki sebelah Anda sudah berada di luar?

Jadi, tunggulah hingga istirahat makan siang atau hingga jam kerja usai, dan meneleponlah dari luar kantor, di mana Anda tak akan didengar atau terganggu.

7. Atasan Anda menghendaki Anda berbohong. Terkadang ia meminta Anda menaikkan angka dalam laporan pembelanjaan. Anda juga diminta untuk mengatakan pada salah seorang rekan bahwa atasan belum menerima laporannya, sementara Anda tahu bahwa laporan sudah ada di mejanya. Anda berpikir bahwa atasan Anda ini tentu bisa membuat Anda masuk "neraka" bila Anda menolak permintaannya yang kotor.

Atasan Anda sedang membangun bencana, dan menyeret Anda mengikutinya. Yang paling baik bagi Anda adalah lekas-lekas mencari pekerjaan baru di luar. Lakukan hati-hati untuk berjaga-jaga apabila suatu kali kasusnya meledak sebelum Anda mampu mengatasinya. Sebelum Anda mendapatkan pekerjaan pengganti, catatlah semua pesan melalui telepon, berikan stempel pada setiap laporan yang masuk, sertai dengan tanggal diterima, dan catatlah apa-apa yang Anda kirim ke luar darinya.

Perbedaan perincian antara yang diminta atasan untuk disimpan dalam laporan pembelanjaannya dengan yang Anda buat haruslah benar. Kendati mengumpulkan informasi seperti ini tidak akan menjamin bahwa pekerjaan Anda akan aman-aman saja, pada akhirnya ini akan memberikan Anda semacam kredibilitas apabila atasan Anda tertangkap suatu saat.

Anda juga bisa mengunakan informasi ini untuk melaporkan atasan kepada atasannya atau ke departemen SDM (sumber daya manusia), namun ini berarti Anda akan mendapatkan risiko kehilangan pekerjaan apabila perusahaan memutuskan untuk memeriksa atasan Anda, atau apabila perusahaan memilih menyingkirkan Anda pula. Dan Anda harus ingat bahwa tak banyak perusahaan yang memiliki Departemen SDM, dan mencari pekerjaan bukanlah soal yang sepele.

Opsi yang lebih baik mungkin adalah mempertimbangkan untuk mendekati atasan Anda dan mengungkapkan kepedulian Anda. Namun ini pun mengandung risiko. Karena atasan Anda kemungkinan akan menganggap hal ini sebagai pembangkangan.

Bisa pula Anda bilang begini, "Akhir-akhir ini kita kurang fokus." Atau, "Saya merasa tak enak bilang pada Susi bahwa kita belum menerima laporannya. Barangkali saya bisa membantu dengan membuat ringkasan laporannya dan melampirkannya untuk Ibu? Saya juga bisa mengingatkan deadline, dan mengingatkan prioritas kita."

Dengan demikian ia akan tahu bahwa Anda tak lagi berkenan berbohong demi dirinya, namun Anda juga memberinya jalan untuk menyelamatkan muka serta membuat pekerjaannya terselesaikan. Namun toh, ada hikmahnya juga, karena dengan demikian Anda akan terlibat dalam pekerjaan-pekerjaan tingkat tinggi. (GCM/Nova/Nusya/GH)





Artikel Terkait:

0 comments:

Tips Menghindari Penipuan Berkedok Asuransi

Pemilik (Cadangan) Emas Terbesar Dunia, Indonesia Di nomor 37

Mengintip Tips Perjalanan Para Eksekutif Bisnis

Blue Ocean Strategy

Tips Membeli Emas Batangan, Emas Perhiasan & Emas Putih

Sales People: Amatir VS Professional

7 Kesalahan Terbesar dalam Marketing

Keterampilan Dasar Sales: Sudahkah Anda Miliki?

10 Konsep Marketing untuk Usaha Kecil

Peluang Usaha di Tahun 2010 yang Bakal Exis

8 Point Sederhana untuk Merebut Peluang Bisnis

9 Langkah Sukses Entrepreneur

10 Cara Efektif Mengurangi Hutang-Hutang Anda

Wanita-Wanita Berpengaruh dalam Bisnis

Kiat Sukses Usaha Waralaba

Bagaimana Mendanai Usaha?

Mengapa Hanya Sedikit Orang yang Sukses ?

Investasi di Bisnis Online, Kenapa Tidak?

Tak Takut Kaya, Tak Takut Miskin

Membuat Pelanggan Senang Berbelanja di Toko Anda

Tips Meningkatkan Pendapatan Adsense

Kunci Menuju Great Customer Service

Menciptakan Service Excellence Untuk Layanan Online

4 Kunci Utama dalam Melayani Pelanggan

Mengenali Faktor-faktor Kepuasan Pelanggan

Cara Memasarkan Produk Bisnis Online

Tips Bisnis Online Pemula :)

Tips Memulai Usaha Makanan

Tips Membangun Bisnis Cafe

Karakteristik Pengusaha Sukses

7 Tips Menjalankan Peluang Usaha Rumahan

Sukses Mengelola Wirausaha/Bisnis Online

Tips Cerdas dan Aman Memilih Asuransi

Tips Ampuh Menghapus Hutang Kartu Kredit

Tips Cerdas Menjadi Seorang Jutawan

5 Aspek Kesuksesan

5 Hukum Investasi Sepanjang Masa

Usaha Dengan Modal di Bawah 1 Juta

Pilih Investasi yang Menguntungkan

Inilah Siklus Karir Anda

4 Modal Menjadi Entrepreneur (Ternyata Bukan Uang)

Bagaimana Menjadi Komunikasi Yang Handal

Bodoh VS Pintar ala Bob Sadino

Contoh Usaha Mandiri

Apakah Mimpi Anda di Dalam Hidupmu?

How To Start a Business

Pilih Cara Mana Menerjuni Dunia Bisnis?

Memulai Usaha Sendiri

Cara Mem-Franchise-kan Usaha Anda